Selasa, 20 Oktober 2009

Masjid Jantung Masyarakat

Di dalam tubuh ada segumpal darah, apabila ia (jantung) sehat maka tubuh kuat. Jika jantung sakit, tubuhpun lemah. Masjid adalah Jantung masyarakat. Maka makmurnya masjid merupakan cermin kuatnya keimanan masyarakat. Sepinya masjid cermin lemahnya keimanan masyarakat di sekitarnya.

Hadits Bicara Baik

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah berbicara yang baik atau diam saja.

QS. Al-Hujurat: 18

Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah swt dan yang beriman kepada akhirat, serta tetap menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah, maka mereka itulah yang diharapkan mendapat hidayah (petunjuk).

Pacaran Ketika Gempa

Di sore hari, deburan pantai begitu indah. Matahari membesar merah di langit barat. Asyik memang, suasana di pantai ketika sepi. Sepasang kawula muda dimabuk asmara menikmati suasana tersebut. Keduanya asyik berpacaran dan berjanji sehidup semati.

Sang kekasih merayu,"Oh sayangku, dunia seluas ini terasa sepi tanpamu. Ia akan kehilangan keindahannya jika engkau tiada. Sedetikpun aku tak mampu hidup tanpamu!"

Di sore itu, rupanya Tuhan menggariskan lain. Gempa di samudera Indonesia menimbulkan tsunami di sepanjang pantai selatan pulau Jawa bagian barat maupun tengah. Pantai Pangandaran dan Parangtritis pun diterjang gelombang besar. Sepasang bani Adan tersebut tidak sempat melarikan diri dari gulungan ombak. Keduanya diterjang ombak laut selatan.

Beberapa menit berikutnya, keduanya tergelepar tidak sadarkan diri. Seorang tewas, adapun kekasihnya terluka. Rupanya, makna sehidup semati ketika bencana dapat berarti satu hidup yang satu mati. Nanti kawin lagi...

(Ditulis oleh Abu Aqilah As-Sawiti, dari buku Jenaka di balik Bencana, bersumber berita KR Pasca Gempa Yogya 27 Mei 2006 dan Gempa Pangandaran-Parangtritis 2006)