Selasa, 20 Oktober 2009

Pacaran Ketika Gempa

Di sore hari, deburan pantai begitu indah. Matahari membesar merah di langit barat. Asyik memang, suasana di pantai ketika sepi. Sepasang kawula muda dimabuk asmara menikmati suasana tersebut. Keduanya asyik berpacaran dan berjanji sehidup semati.

Sang kekasih merayu,"Oh sayangku, dunia seluas ini terasa sepi tanpamu. Ia akan kehilangan keindahannya jika engkau tiada. Sedetikpun aku tak mampu hidup tanpamu!"

Di sore itu, rupanya Tuhan menggariskan lain. Gempa di samudera Indonesia menimbulkan tsunami di sepanjang pantai selatan pulau Jawa bagian barat maupun tengah. Pantai Pangandaran dan Parangtritis pun diterjang gelombang besar. Sepasang bani Adan tersebut tidak sempat melarikan diri dari gulungan ombak. Keduanya diterjang ombak laut selatan.

Beberapa menit berikutnya, keduanya tergelepar tidak sadarkan diri. Seorang tewas, adapun kekasihnya terluka. Rupanya, makna sehidup semati ketika bencana dapat berarti satu hidup yang satu mati. Nanti kawin lagi...

(Ditulis oleh Abu Aqilah As-Sawiti, dari buku Jenaka di balik Bencana, bersumber berita KR Pasca Gempa Yogya 27 Mei 2006 dan Gempa Pangandaran-Parangtritis 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar